sEntra, 10 September 2025 – Dua mahasiswa Universitas Widyatama berhasil lolos sebagai penerima Beasiswa Djarum Plus 2025/2026 angkatan 41 setelah melalui proses seleksi yang panjang, mulai dari pendaftaran, tes online, hingga wawancara offline bersama peserta dari berbagai universitas. selain bantuan biaya pendidikan, mereka juga akan mendapatkan berbagai pelatihan dan kesempatan baru untuk meningkatkan kemampuan diri. Melalui artikel ini, kami mengajak pembaca mengenal lebih dekat cerita dan proses yang mereka jalani hingga akhirnya terpilih sebagai awardee.
Mahasiswa tersebut adalah Mochammad Naufal dari prodi Manajemen dan Erika Nurmayanti dari prodi Perpustakaan dan Sains Informasi, yang keduanya menyampaikan pengalaman dan tantangan selama proses seleksi.
Motivasi dan Tantangan Naufal dalam Seleksi Beasiswa
Naufal mengatakan motivasinya mendaftar berawal dari manfaat beasiswa tersebut. “Motivasi saya mendaftar beasiswa Djarum 2025 ini karena melihat benefit yang diberikan oleh beasiswa djarum,” ujarnya. Ia menyebut proses seleksi yang panjang menjadi tantangan utama. “Yang sangat mati-matian itu karena jangka waktunya, karena dimulai dari hari pendaftaran sampai hari diterimanya seleksi itu waktunya sangat panjang.”
Menurutnya, tes online menjadi tahap paling sulit. “Waktu itu kan sore, jadi di saat kegiatan kayak wifi-nya terlalu kurang tuh takutnya keluar,” katanya.

Sementara itu, Erika menyampaikan bahwa motivasinya berasal dari kesempatan beasiswa yang hanya dapat diambil sekali serta dukungan dari dosen dan senior. “Motivasi utama saya adalah bahwa kegiatan djarum ini adalah suatu beasiswa yang hanya bisa dilakukan satu kali saja… selain itu adanya dukungan yang besar dari wali dosen saya,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya rekam jejak sejak awal kuliah. “Hasil ini adalah buah yang didapat dari kerja keras untuk selalu berperan aktif menjadi mahasiswa berprestasi dari semester 1 sampai semester 5.”
Erika menilai tes online sebagai tahap paling menantang. “Tantangan terbesar adalah seleksi tes online karena di sana adalah penentu… tidak ada benar dan salah tapi di sana tergambar naluri kamu sebenarnya siapa.”
Keduanya juga membagikan pengalaman berkesan selama seleksi. Naufal menyoroti permainan kelompok saat wawancara offline. “Selama games-nya itu tuh tentang melatih pengendalian diri kita… satu kali orang yang tidak bisa nahan emosinya pengen buru-buru itu tuh pasti bakal berdampak ke lainnya,” ujarnya. Sementara Erika merasa beruntung dapat bertemu peserta dari berbagai kampus. “Ketemu dan berkenalan dengan semua orang baru yang punya visi dan semangat yang sama… vibes-nya beda banget,” katanya.
Terkait dampak beasiswa, Naufal menyebut pengaruh terbesar ada pada aspek sosial. “Mungkin nanti di beasiswa Djarum akan jadi punya kenalan di luar kampus… lebih beragam dibandingkan saya bergaul di kampus Widyatama doang,” katanya.
Erika menilai beasiswa memberikan dampak besar pada pengembangan relasi dan kesempatan pelatihan. “Kesempatan yang besar untuk mengikuti pelatihan soft skill dan hard skill… pasti akan sangat berpengaruh,” ujarnya.

Pesan para Awardee Beasiswa untuk Mahasiswa Lain
Keduanya juga memberikan pesan kepada mahasiswa lain. Naufal menyarankan mahasiswa untuk aktif mengikuti kegiatan kampus. “Jangan jadi kupu-kupu… ikutin salah satu UKM… kalau ada perlombaannya kalian ikuti perlombaannya sebagai portofolio,” katanya.
Erika menekankan pentingnya persiapan sejak semester awal. “Pertahankan IPK di atas 3,5, ikut UKM, lomba, dan kegiatan lain… ini bukti tanggung jawab yang besar,” ujarnya.
Perjalanan dua mahasiswa ini menjadi awardee Djarum Beasiswa Plus 2025 angkatan 41 menunjukkan bahwa proses tidak pernah mengkhianati usaha. Dari rangkaian seleksi hingga berbagai tantangan yang mereka hadapi, semuanya menjadi bagian dari pengalaman yang memperkuat langkah mereka ke depan. Pencapaian ini juga menjadi pengingat bahwa setiap mahasiswa memiliki peluang yang sama untuk berkembang, selama berani mencoba dan tidak menyerah pada prosesnya. Semoga cerita mereka bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa lain yang sedang memperjuangkan mimpinya masing-masing.
Penulis : Ardhzohal Roman Ario Bono & Salman Yahua Rusadi






