Aksi Demo Revolusi Rakyat di Bandung 29 Agustus 2025

aksi 3

sEntra, Bandung – Jumat, 29 Agustus 2025, Bandung menjadi salah satu pusat perhatian nasional setelah ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat, mahasiswa, hingga pengemudi ojek online turun ke jalan. Aksi yang awalnya digelar secara damai sebagai bentuk solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan (21), seorang ojol yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi di Jakarta sehari sebelumnya dan juga Aksi unjuk rasa sebagai bentuk letupan kekecewaan mendalam terhadap kinerja DPR yang dinilai jauh dari harapan rakyat ini , berujung pada kerusuhan besar di sekitar Gedung DPRD Jawa Barat.

aksi Revolusi rakyat di depan Gedung Sate
aksi Revolusi rakyat di depan Gedung Sate

Awal Aksi Revolusi Rakyat: Suara Solidaritas

Sejak siang, massa mulai berkumpul di beberapa titik kampus, termasuk ITB, UNISBA, UNPAD, UPI, hingga Universitas Widyatama dan juga Itenas mengumpulkan para mahasiswa dari masing-masing kampus. Mereka kemudian berkonvoi menuju titik kumpul yakni di Monumen Perjuangan yang ada di jalan Dipati Ukur No. 48 dan berjalan membentuk barikade menuju ke Gedung DPRD Jawa Barat di Jalan Diponegoro. Poster, spanduk, dan orasi lantang menggema, menyuarakan tuntutan yang tidak hanya berhenti pada keadilan bagi Affan, tetapi juga seruan reformasi Polri, pembubaran DPR, hingga desakan “rakyat ingin revolusi”. Bagi mahasiswa, aksi ini tidak hanya bentuk solidaritas, tetapi juga momentum menunjukkan keberpihakan pada rakyat yang terus menghadapi tekanan sosial, politik, dan ekonomi.

Bacaan Lainnya

Hujan yang Mengiringi Aksi

Hujan terus mengiringi para mahasiswa ketika berkumpul di Monumen Perjuangan, mulai pukul 14.45 WIB bahkan semakin deras saat menuju ke gedung DRPD Jawa Barat saat unjuk rasa berlangsung. Namun, bukannya meredam, guyuran air justru menambah dramatis suasana. Ribuan massa tetap bertahan, dengan jas hujan seadanya, kantong plastik, bahkan banyak yang membiarkan tubuh basah kuyup.

Suara Ledakan

Sekitar pukul 15.30 WIB mulai terdengar suara ledakan yang bersahutan dari petasan kembang api dan molotov yang dilempar demonstran ke arah gedung DRPD, hingga pada sekitar pukul 16.00 WIB gas air mana ditembakkan, memukul mundur demonstran menjauh dari gedung. Kerusuhan terjadi akibat kepanikkan mahasiswa dan juga masyarakat yang berlarian menyelematkan diri, banyak yang terhuyung-huyung bahkan terjatuh sesak napas efek gas air mata, bahkan sebagian harus dievakuasi ke posko medis darurat di Aula kampus Universitas Islam Bandung (Unisba).

Tanggapan Mahasiswa

Ditengah-tengah situasi yang mulai mereda sekitar pukul 17.00 WIB, kami berkesempatan mewawancari secara terpisah tiga mahasiswa dari kampus yang berbeda, salah satunya Ivan mahasiswa Universitas Widyatama, ketika ditanyai mengenai alasan yang mendorongnya untuk ikut serta dalam unjuk rasa, ia menjawab
“Pertama mungkin dari melihat kondisi bangsa kita sebetulnya yang sudah memang banyak sekali isu-isu yang memang harus sudah dituntaskan dimulai dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, kemudian kemarin pada tanggal 28 Agustus, itu mencoreng kembali hati rakyat yang dimana kaum kita rakyat ada yang dilindas oleh polisi, dan itu menggerakkan hati nurani saya untuk ikut turun langsung terhadap demo ini.”
Ale mahasiswa Itenas pun menyampaikan harapannya kepada pemerintah dan pihak yang berwenang
“Tentu harapan saya, mungkin harapan kita semua sebagai mahasiswa segala tuntutan, segala keinginan, segala keresahan masyarakat indonesia umumnya itu terpenuhi, kemudian para pejabat, para DPR, Kapolri sekalipun itu harusnya turun melihat langsung, kita sama-sama diskusi, kita sama-sama mengkaji ‘apakah ini yang terbaik?’, jelas ini bukan yang terbaik dan perlu komunikasi yang baik kepada masyarakat.”
Alasan dan harapan Ghozi Mahasiswa UPI pun tak jauh berbeda, fokusnya menekankan pada kasus Alm Affan
“Harapannya kasus (alm Affan) ini bisa dikawal, jangan hanya memberikan tanggapan, jangan hanya memberikan pikat, jangan hanya memberikan rasa empati dan permintaan maaf, saya rasa ada hal-hal yang memang nantinya harus lebih diatensikan oleh pemerintah, karena ini yang memang hari ini kita coba kawal.”

Demo Berlanjut

massa aksi demo berkumpul di jalan dekat DPRD Jawa Barat
massa aksi demo berkumpul di jalan dekat DPRD Jawa Barat

Meski situasi sempat mereda, semangat massa tidak padam. Orasi terus berlanjut di tengah sisa-sisa gas yang masih terasa menyengat. Saat itu, banyak yang mengira aksi akan selesai menjelang petang, namun ternyata keadaan berubah begitu malam tiba. Massa merobohkan kawat berduri, melempar batu, botol, hingga molotov ke arah gedung DPRD. Gerbang DPRD terbakar, diikuti dengan Wisma Aset MPR RI dan sebuah rumah cagar budaya kolonial di Jalan Diponegoro serta Restoran khas Sunda Sambara di jalan Trunojoyo hangus dilalap api yang hangus dilalap api. Bahkan, sebuah mobil warga ikut terbakar di tengah kerumunan. Upaya Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk hadir menenangkan massa justru ditolak. Ia akhirnya dievakuasi oleh aparat ke dalam gedung DPRD.
Menurut data sementara yang dikumpulkan dari pos medis di Aula Unisba (Universitas Islam Bandung), hingga sekitar pukul 21.30 WIB, terdapat sekitar 201 massa aksi yang mengalami luka akibat paparan gas air mata dan dirawat di lokasi tersebut.

Gelombang Nasional

Kerusuhan di Bandung hanyalah satu bagian dari gelombang aksi Revolusi Rakyat yang terjadi di berbagai kota besar Indonesia: Jakarta, Surabaya, Makassar, Solo, Yogyakarta, hingga Banda Aceh.
Di Makassar, kerusuhan bahkan menewaskan tiga orang saat gedung DPRD dibakar massa.

Refleksi untuk Mahasiswa

Bagi mahasiswa Bandung, termasuk dari Universitas Widyatama, aksi 29 Agustus 2025 ini bukan hanya peristiwa politik, tetapi juga sejarah yang akan dikenang sebagai potret perlawanan terhadap ketidakadilan. Namun, di sisi lain, kerusuhan yang berujung dengan timbulnya korban luka, trauma sosial, pembakaran aset publik juga swasta dan cagar budaya menjadi catatan kritis: perjuangan rakyat seharusnya tidak mengorbankan warisan, keamanan, dan hak sesama warga.

Penutup

Aksi di Bandung pada 29 Agustus 2025 mencatatkan satu bab penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Suara rakyat yang turun ke jalan adalah bagian dari dinamika kehidupan berbangsa, sementara negara memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan memastikan keadilan berjalan dengan semestinya.
Pada akhirnya, negara dan rakyat adalah dua sisi yang tak terpisahkan. Rakyat membutuhkan negara untuk hadir dengan kebijakan yang adil, dan negara membutuhkan rakyat sebagai fondasi keberlanjutan. Semoga dari peristiwa ini lahir ruang dialog yang lebih sehat, kepercayaan yang lebih kuat, serta langkah bersama menuju Indonesia yang lebih baik.

Referensi

Tirto.id. (2025, Agustus 29). Info aksi demo di Bandung hari ini, isi tuntutan, & titik lokasi. Tirto.id. https://tirto.id/info-aksi-demo-di-bandung-hari-ini-isi-tuntutan-titik-lokasi-hgJa
Suara.com. (2025, Agustus 29). Demo merembet ke Bandung, mahasiswa dan massa tuntut DPR dan reformasi Polri. Suara.com. https://www.suara.com/news/2025/08/29/141609/demo-merembet-ke-bandung-mahasiswa-dan-massa-tuntut-dpr-dan-reformasi-polri

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *